Rabu, 04 Desember 2013

Tahukan Anda ?

Assalamu'alaikum MUSLIMAH ,,,
Tahukah anda bahwa:

(1) Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu

(2) Semakin sang lelaki menghayalkanmu...semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu

(3) Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggungjawabannya kelak..!!!. Bisa jadi senyumanmu sekejap menjadi bahan lamunan seorang lelaki yang tidak halal bagimu selama berhari-hari.., apalagi keelokan tubuhmu....

(4) Bayangkanlah... betapa bertumpuk dosa-dosa para artis dan penyanyi yang aurotnya diumbar di hadapan ribuan...bahkan jutaan para lelaki??

(5) Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu...maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah...,

(6) Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat...dan di akhirat kelak...bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam!

Sumber : FansPage MUSLIMAH



Senin, 02 Desember 2013

Ujian Sidang Skripsi

Oleh Heryanti S.Pd. I

Siapa bilang wisuda itu jadi sebuah mimpi ? Wisuda bisa dilakukan semua mahasiswa ketika mereka telah menyelesaikan tugas akhir atau ujian sidang skripsi. nahhh,,, ini yang menjadi masalah yang membuat beberapa mahasiswa kita saat ini bermandi peluh ketika mendengar kata "ujian skripsi". Saya juga pernah menjadi mahasiswa, saya juga pernah ujian sidang skripsi,, tapi menurut saya ujian sidang skripsi itu tidak "melelahkan apalagi sampai bermandi peluh, lebih-lebih harus nangis karena takut.

Ujian skripsi saya nilainya A+, itu adalah hal yang paling membanggakan bagi saya, hasil jerih payah melakukan penelitian dibarengi membuat laporan KPM, Lelah tapi memabahagiakan. Nilai ujian skripsi dapat A+ adalah hal yang 50:50 mungkin terjadi dari setiap pelaksanaan sidang skripsi.



Berikut adalah beberapa tips mengikuti sidang skripsi bagi teman-teman, yang saya praktekkan ketika sidang pertengahan tahun 2013 lalu. Belum terlalu usang, masih bisa digunakan kok, hehehe.  

Pertama, Kuasai materi presentasi dan materi pendukung Anda
Ini hal yang paling penting, dengan menguasai materi yang akan di presentasikan setidaknya Anda sudah setengah jalan menghadapi sidang. Dari bab awal sampai bab akhir, Anda harus paham. Tidak perlu dihapal, minimal Anda mengerti alur dari bab bab tersebut.Lalu pelajari pula materi-materi yang sekiranya berkaitan dengan Jurusan,Fakultas, dan pengetahuan umum Anda karena terkadang terdapat pula penguji yang ingin menguji tentang pemahaman Anda secara keseluruhan. (Tenang aja skripsi itu hasil karya kita, kita yang lebih tahu tentang skripsi kita dari penguji sidang)

Kedua, Berusahalah terlihat Tenang
Walaupun hal inilah yang biasanya sulit dilakukan. Biasanya mahasiswa yang menjadi kandidat akan terkena sindrom yang lebih tinggi sesaat sebelum presentasi sidang. Tapi jika Anda sudah memenuhi poin 1, yaitu menguasai materi presentasi, Anda pasti bisa tenang pada waktu presentasi.

Ketiga, Gunakan poin untuk bahan presentasi.
Usahakan dalam slide presentasi tidak ada kalimat-kalimat yang terlalu panjang. Buatlah poin-poin penting dari setiap materi presentasi sebagai bahan yang akan dipresentasikan, sehingga Anda tidak membaca slide presentasi tapi menjelaskan dari poin-poin tersebut. (Saya juga menyiapkan Slide prsentasi saat itu, tapi sayang tidak terpakai,, heheh) 

Keempat, Perhatikanlah waktu presentasi.
Perhatikan waktu yang diberikan, biasanya diberikan waktu 20-30 menit oleh penguji untuk mempresentasikan skripsi Anda. (Khusus STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, kita hanya presentasi isi skripsi secara umum selama 10 menit) Gunakan waktu tersebut seefektif mungkin. Jangan terlalu cepat dan jangan juga terlalu lama. 

Kelima, Berusalah mengontrol suara Anda.
Usahakan suara Anda jangan terlalu keras dan juga terlalu pelan. Perhatikan kondisi ruangan, jika ruangan sidang besar, kondisikan suara Anda agar terdengar oleh penguji. Begitu juga jika ruangan sidang kecil, pastikan penguji dapat mendengar suara Anda dengan jelas. 

Keenam, Perhatikanlah bahasa penyampaian.
Dalam penyampaian presentasi, gunakanlah bahasa indonesia dengan ejaan yang sudah disempurnakan. Hindari pemilihan kata-kata diluar EYD, seperti kata-kata gaul yang biasa kita gunakan sehari-hari. Hal ini biasanya mempengaruhi penilaian. 

Ketujuh, Perhatikanlah penampilan Anda.
Usahakan penampilan Anda rapi dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dengan ini penguji pun akan merasa nyaman dengan Anda,setidaknya jika Anda berpenampilan baik itu bukti bahwa Anda menghargai diri Anda sendiri, pembimbing serta para penguji. 

Kedelapan, Pahami gaya setiap penguji.
Bertanyalah pada kakak-kakak senior yang sudah pernah menghadapi sidang. Tanyakan gaya penguji yang akan menjadi penguji Anda. Setiap penguji pasti mempunyai gaya tersendiri dalam pemahaman materi dan dalam memberikan pertanyaan. Pastikan Anda memahami karakter setiap penguji Anda. Hal ini membantu untuk persiapan nanti dalam menjawab pertanyaan penguji. 

Kesembilan, Banyak berdoa dan meminta doa dari orang-orang terdekat kita.
Jangan lupakan hal yang satu ini. Berdoalah agar diberi kelancaran dalam menghadapi sidang. Berusahalah sebaik mungkin dan serahkan semuanya kepada Allah. Percayalah bahwa ada Allah yang selalu membantu kita. 

Hal terakhir yang paling penting yang terakhir adalah sholat tahajjud di sepertiga malam, lalu lanjutkan dengan belajar. Faktanya kalau kita belajar ketika dini hari, pikiran kita masih bersih, isi skripsi yang kita pelajari pasti nempel.

Ingat, pagi hari hari ketika pergi sidang gak usah minta do'a dari pacar yaaaaaa, ini poin penting. Karena menurut saya pacaran itu dilarang, jadi do'a sang pacar juga terhalang - ngaruhhhh gak yaa,, - :(
lebih baik minta do'a rang tua, do'a ibu itu paling mujarab. :)

Semoga bisa membantu yaaaa, al Matsuratnya jangan absen. :D :D




Sabtu, 30 November 2013

Sebuah Do'a


Bismillahirrahmanirrahim..

Sahabat....
Bila kau cinta diriku karena Allah, kau memilihku sebagai pendampingmu nanti juga karena Allah, bersabarlah..
Tunggu ku di ujung waktu, tunggulah dengan keikhlasan dan kesabaran..

Tidakkah kau tahu betapa manisnya buah kesabaran dan keikhlasan itu Kasih..

Tunggulah, Namun Jika kau tak sanggup dan tak mampu, kita tak ada ikatan apa pun, ada banyak mujahid yang lebih teguh dari diriku...


Aku harus meraih cintaku, memperindah akhlaqku agar Kumampu memimpin rumah tangga dengan teguh..
Kumampu menahkodai bahteraku nanti dalam indah atau dalam badai..


Tunggulah ku diujung waktu, disanalah kunanti datang dan jika Allah memang mengizinkan, kaulah yang akan tinggal dalam bahteraku..

Sekali lagi, tak ada ikatan di antara kita, jika kau tak mampu menungguku
diujung waktu, naiklah dalam bahtera yang lain dengan nahkoda seorang mujahid yang teguh..


Semoga Allah memberi keteguhan dalam kesabaran dan keikhlasan..


Semoga kau mengerti..


♥♥

Sebuah ungkapan hati seorang ikhwan dalam sebuah catatannya yang sebenarnya ingin dia ungkapkan kepada seorang akhwat yang dia cinta, tapi tak tersampaikan..


Namun, karena dia lebih cinta Allah, cinta agamanya, dia benamkan cintanya dalam-dalam dalam lubuk hatinya untuk nanti jika diujung waktu dia angkat kembali dan dia layarkan dalam bahtera rumah tangga..
Sebuah keputusan tepat dan benar untuk melindungi kesucian hati dan cintanya..


Dia tahu dan dia takut ketika sebelum diujung waktu dia sudah bermu'amalah yang tidak syari'at, sikapnya itu bisa mengotori hatinya..


Ikhwan ini telah berpegang teguh dengan agama Allah, Islam..


Sahabatku sayang, sudahkan kita mencoba senantiasa menjaga hati kita tetap bersih?

Menjaga kesuciannya...

Menjaga kesucian ini karena Allah, bukan karena yang lain..
Tahukah sahabat, ketika hati kita tetap suci dan bersih, nanti, ketika di ujung waktu, dia, yang kita nanti akan datang sebagai bidadari, itu adalah balasan bagi kita yang mau menjaga kesucian hati..

Tidakkah kau mau menunggu dalam kesabaran, sesungguhnya begitu manis buah dari kesabaran itu..



Jika kubaca ungkapan hati ikhwan itu, ku jadi iri, ku jadi malu..


Ku belum mampu seperti dia yang begitu menjaga mu'amalah dengan benar, bersyari'at dengan teguh..
Menjaga cintanya yang teguh kepada Allah..
Dia mencintai makhluk juga karena Allah..


Ku iri, tapi apa hanya iri? Bertindak, ku harus bertindak memperbaiki akhlak dan memperindah perilaku..


Sahabat sayang, kita harus memperindah akhlaq kita agar Sang Maha Cinta tetap menjaga kesucian cinta kita..


Karena Allah lah yang Maha Menjaga..


Sahabat, cukuplah satu cinta kita, cinta kepada Allah..
Ketika kita telah cinta Allah, cinta itu akan terdeferensiasikan kepada yang lain, kepada Rasulullah, kepada orang tua, kepada istri/suami kita kelak, anak-anak kita, saudara seiman dan semuanya

Jaga cinta kita kepada Allah..

Ada sebuah pesan dari seseorang buat ana melalui SMS yang beberapa kali pernah saya tulis di status facebook saya:



" Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridho-Nya, bersabarlah dengan keindahan..

Demi Allah, dia tidak datang karena ketampanan, kecantikan, kepintaran ataupun kekayaan..
Tapi Allah-lah yang menggerakkan Hatinya..

Janganlah tergesa untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum Allah mengizinkan..

Belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu..

Siapakah yang lebih mengetahui melainkan Allah?
Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat, Allah akan menjawabnya dengan lebih indah disaat yang tepat.. "

Jumat, 29 November 2013

MEMECAHKAN TELUR ---



Alkisah ada seorang guru taman kanak-kanak yg bertanggung jawab mengajar kelas yg penuh anak-anak yg hiperaktif ”brilian,kreatif,ceria dan cerewet” sehingga kelasnya jadi paling ribut di sekolah itu.

Pada suatu hari selagi ibu guru mengawasi anak-anak bermain waktu istirahat pagi, dia melihat dua muridnya berkelahi sementara yang lainnya bersorak sorai. Lekas dia berlari
untuk melerai perkelahian dan membawa kedua murid itu ke kantor kepala sekolah.

“Coba ceritakan ada apa,” ujar sang kepala sekolah.
“Dia menonjok saya ,” jawab sibocah laki-laki yang berambut pirang.
”Mengapa kau tonjok dia?”Tanya sang kepala sekolah.
“Dia bilang saya gendut dan lamban dan katanya saya ini kuda nil,”kata sianak laki-laki yang berambut hitam dengan berlinang air mata.

Keesokan harinya, kelas lebih tenang. Anak-anak jelas masih terpengaruh oleh perkelahian itu, maka bu guru membuat rencana. Bu guru Memanggil salah seorang anak perempuan ke depan kelas. ”Anak-anak, hari ini kita akan melakukan eksperimen.Ibu punya sebutir telur. Si A akan membantu Ibu memecahkan telur, Ibu ingin semua mengamati apa yang terjadi pada telur itu.”
“ Ok, A, telur itu boleh kau pecahkan sekarang.”
Sewaktu A memecahkan telur, Ibu guru bertanya, “ Ada yang bisa memberi tahu Ibu apa yang kalian lihat?” Tangan-tangan kecil teracung penuh semangat.

“Ya, B ,” Bu guru menunjuk seorang anak laki-laki.
“Telurnya terbelah jadi dua, dan aku bisa melihat putih dan kuning telurnya tumpah ke dalam mangkuk,” kata B.
“Bagus sekali ! jawab bu guru

Nah, kalian siap? Kalau kalian tahu jawabannya, tunjuk tangan, Untuk satu minggu tanpa pekerjaan rumah, siapa yang bisa mengatakan kepada Ibu bagaimana Ibu bisa mengembalikan isi telur ke dalam cangkangnya?”

Seluruh kelas jadi hening. Tidak ada tangan yang terangkat, hanya wajah-wajah bingung disegenap penjuru. Sang guru tersenyum dan menggoda anak-anak itu. “Ayo, Ibu menunggu jawaban kalian….”

“Bu guru, kita tidak bisa mengembalikan isi telur,kan?” Tanya seorang anak penasaran.
“Menurutmu Bagaimana?” Ibu guru balik bertanya.
“Tidak bisa, Bu guru, kurasa tidak bisa,” jawab anak itu hati-hati.
“Bagus, kau benar! Kita tidak bisa membuat telur itu utuh lagi. Dan kalian tahu sebabnya? Sekali sebutir telur pecah, dia akan tetap pecah,” tutur Ibu guru sambil menoleh pada dua anak laki-laki yang berkelahi. ”

Begitu pula dengan kata-kata. Setiap kali sepatah kata keluar dari mulut, kata itu tidak akan pernah bisa kembali. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dengan apa yang kita katakan kepada orang lain. Kata-kata bisa menyakitkan,persis seperti memecahkan sebutir telur.”

Si bocah berambut pirang berdiri, berjalan menghampiri temannya,dan berkata, “Aku minta Maaf sudah menyebutmu gendut.”
“Aku minta maaf sudah menonjokmu,” jawab temannya yang berambut gelap.
Bu guru tersenyum. Tak lama kemudian kelasnya sudah gaduh lagi.

*

SUBHANALLAH, Benar sekali,bukan? Setiap kata keji yg keluar dari mulut kita ibarat telur yang pecah. Tak peduli sekeras apa kita berusaha, kita tidak akan bisa mengembalikan isi telur yang pecah kedalam cangkangnya lagi, apalagi menyatukan cangkang itu hingga utuh lagi..

Begitu sepatah kata meninggalkan mulut kita, kata itu tidak akan pernah bisa kembali.Tidak akan pernah. Dan, begitu sampai tujuannya, kata itu akan masuk melalui telinga sipenerima, menuju kehatinya, menghancurkan hati yang rapuh itu,dan melukai perasaan orang itu.

Kisah tentang telur ini membuat kita berfikir.
Pernahkah kita menyakiti hati seseorang dengan perkataan kita, kita sadari atau tidak?
Pernahkan kita menjadi sibocah berambut pirang yang memecahkan sebutir telur?
Atau ,lebih buruk lagi jangan-jangan beberapa telur dan bukan hanya satu?
Seandainya pernah, telur siapakah yang kita pecahkan?
Sadarkah kita sewaktu memecahkan telur-telur itu?
Sakitkah telur telur itu saat kita pecahkan?
Astagfirullah Hal Adzim

Jika pernah kita memecahkan telur-telur , mungkin sekarang kita mengatakan Sssstttt kepada diri sendiri setiap kali tidak punya kata-kata baik untuk diucapkan, bukan begitu?

Seperti yang pernah dikatakan Earl Wilson “ KATA-KATA YANG TIDAK INGIN KAU TULIS DAN KAU TANDA TANGANI JANGAN KAU UCAPKAN "

Kamis, 28 November 2013

3 Cara Datangnya Jodoh

 Oleh Heryanti

 
1. Jodoh Dari Setan

Yaitu dimulai dengan kamu Berkenalan dengan Pasangan Kamu, Setelah itu kamu berpegangan tangan, sampai kamu melakukan maksiat ( Berzina ) sehingga Pasangan kamu Hamil. dan berakhir dengan sebuah Pernikahan.


2. Jodoh Dari Jin

Yaitu dimulai dengan kamu Berkenalan dengan dia, Kamu suka terhadap dirinya, namun pasangan mu sebaliknya bahwa dia tidak menyukai kamu.sehingga kamu mengambil jalan pintas dengan cara memelet atau dengan kata lain kamu guna-guna dia dengan media dukun dan sejenisnya.sehingga dia secara tidak sadar akhirnya setuju untuk menikah dengan kamu karena pengaruh guna-guna tersebut.


3. Jodoh Dari Allah

Yaitu dimulai dari saling bertatapan mata, sampai menusuk ke hati.setelah itu kamu datang untuk melamar dia. dan dia pun menerima sehingga akhirnya kalianpun menikah dan berkeluarga.

Dikutip Dari FILM "Syurga Cinta"

Rabu, 27 November 2013

WUDD (RASA SAYANG ATAU BELAS KASIH)

Oleh Imal Uddin Al Farisi

Bismillah.

Semoga tulisan yg saya kutip ini bisa bermanfaat buat teman-teman semua terlebih bagi mereka yang benar-benar sayang pada pasangannya.

Wudd adalah cinta murni yang pling lembut & halus. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an: Dan diantara tanda2 kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian pasangan2 dari jenis kalian sendiri agar kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, & dijadikan-Nya diantara kalian rasa kasih & sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir {Qs. Ar-Rum:21}.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, wudd merupakan bagian dari cinta yang bermakna "belas kasih" dalam hubungan dengan rahmat. Al-Jauhari berkata:"jika dikatakan wadidtu rajul, maka ini berarti:'Aku menyayanginya' jika dikatakan: Awadduhu, maka ini berarti:'aku menyayanginya.'"

Al-wadud adalah salah satu sifat Allah, yang berasal dari kata mawaddah, yg bermakna penyayang atau pengasih. 

Hal ini sesuai dengan firman Allah: Dialah yg maha pengampun(al-ghafur) lg maha penyayang(al-wadud) {Qs. Al-Buruj:14}. Bentuk wadud juga disertakan kepada bentuk rahim (yg maha pengasih) dlm firman Allah: Dan mohonlah ampun kepada Tuhan kalian. Kemudian bertobat kalian kepadaNya. Sungguh, Tuhanku Maha Penyayang (rahim) lagi maha pengasih (wadud) {Qs. Hud:90}. 
Artinya, Allah mencintai hamba-hambaNya yang bertobat. Setelah Dia mengampuni hambaNya, Diapun mencitntainya. Hal ini sesuai dengan firman Allah: Sungguh, Allah mencintai orng-orang yang bertobat & mencintai orng2 yg menyucikan diri {Qs. Al-Baqarah:222}. Artinya, orang yang bertobat adalah kekasih Allah.

Jadi, menurut 2 ayat diatas, dapat dikatakan bahwa kasih sayang (wudd) lebih murni & lebih lembut dari cinta (hubb). Sebab, wudd atu rasa sayang hanya diberikan kepada orangorag yang bertobat, sementara hubb ataeu cinta dinisbatkan kepada tindakan yang lebih umum.

Alhamdulilah semoga bermanfaat, diambil dari buku "FIQIH CINTA"
 editor: Heryanti

Selasa, 26 November 2013

Ranah Hasil Belajar Kognitif : Pemahaman

Oleh: Heryanti S.Pd.I

1.    Pengertian Pemahaman

Pemahaman berarti dari kata “paham” yang artinya mengerti, yaitu seseorang telah mengerti sesuatu terhadap sesuatu permasalahan tanpa adanya pertimbangan dari suatu hal.
Pemahaman menurut Muhammad Yunus, berasal dari kata paham yan artinya mengerti sesuatu berdasarkan masalah yang ada.
Pemahaman siswa merupakan hal yang sangat penting bagi tenaga pengajar di dalam proses belajar mengajar serta memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Pencapaian hasil belajar yang baik dapat dilakukan dengan cara peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau mem-paham-kan. Selain hal tersebut, menurut Muhammad yanis, pemahaman adalah tingkat pengetahuan yang mendalam terhadap suatu unsur materi.
Sedangkan menurut Abdul Mujib, pemahaman merupakan tingkat pengusaan materi yang diajarkan oleh guru dalam satu mata pelajaran tanpa menghubungkan dengan isi materi yang lain.
Berdasarkan pengertian yang disebutkan oleh para ahli tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pemahaman siswa adalah kemampuan siswa dalam memahami isi pelajaran berdasarkan pengetahuan yang diberikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sebagai bentuk hasil belajar yang dicapai oleh siswa.


2.    Jenis-jenis Pemahaman
Pemahaman yang merupakan penguasaan materi yang telah dimengerti oleh siswa memiliki tingkatan-tingkatannya tersendiri. Hal ini disebabkan bahwa pemahaman itu sendiri merupakan salah satu bagian sebagai bentuk hasil belajar kognitif. Sebagai mana kita ketahui bahwa hasil belajar kognitif terdiri dari enam tahapan yaitu, pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
Bentuk  hasil belajar pemahaman adalah bentuk hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan. Misalnya sesuatu yang dibaca atau yang didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada beberpa kasus kegiatan belajar.
Pemahaman dapat dibagi kedalam tiga katagori:
1.    Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa inggris kedalam bahasa indonesia.
2.    Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok.
3.    Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkkan seseorang dapat melihat dibalik apa yang tertulis.
Selain itu Tohirin juga sependapat dengan Nana Sudjana yang menjelaskan bahwa pemahaman siswa dapat dibagi menjadi 3 jenis diantaranya adala pemahaman terjemahan, yaitu dimana siswa memahami masalah yang ada dalam suatu hal atau pelajaran yang sedang dipelajari, kedua pemahaman penafsiran dimanaa siswa bisa memahami dan menafsirkan pendapat yang berbeda dan dapat mengambil intisarinya, sedangkan yang ketiga yaitu pemahaman ekstrapolasi yaitu dimana siswa bisa mengembangkan atau meluaskan wawasan dengan apa yang telah dipelajari.
Tingkatan kognitif pemahaman, masing-masing mempunyai peran tersendiri dalam pendidikan seperti halnya posisi kedua tingkatan kognitif pemahaman itu sendiri. Hasil belajar pemahaman siswa tergambar dari kemampuan siswa menangkap makna dari suatu konsep.




Senin, 25 November 2013

Muslimah Selalu Mentarbiyah Dirinya

Tabiat dien ini adalah memberikan satu gambaran kehidupan kepada para pengusungnya yang khas dan unik. Tidak ada satu agama atau faham manapun yang mampu menyamai atau menandingi kehebatannya dalam pentas kehidupan manusia, sampai di dalam keteguhannya menanggung bala’ ujian atas prinsip prinsip yang telah di yakininya. Itulah sunah dakwah yang meski berlaku dan telah Allah Tetapkan bagi orang orang yang beriltizam pada dien ini dengan sungguh sungguh.


Allah Azza wajalla telah Berfirman :
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang2 terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,serta digoncangkan (dengan bermacam2 cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang2 yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” ( QS: 2:214 )

Ketetapan Allah dalam ayat tersebut terus berlaku hingga Allah sendiri yang akan mengangkat dien ini dari muka bumi, sehingga yang tersisa adalah seburuk buruk makhluk.
Hanya dari rahim rahim tarbiah Islamiyahlah yang dapat melahirkan orang2 dengan karakteristik seperti ini ( pribadi pribadi yang tahan ujian ).


Lintasan sajarah telah banyak melahirkan dan menampilkan orang2 seperti ini di setiap kurunnya. Meskipun orang2nya sangat sedikit jumlahnya di bandingkan dengan kebanyakan manusia pada umumnya, namun sunatullah menjamin akan keberadaan mereka hingga datangnya hari kiamat sebagai bentuk pembelaan dan penolong dienullah di muka bumi. Semua itu memberikan satu pelajaran yang sangat berharga dan nyata, bahwa beriltizam ( berpegang teguh ) dengan dien ini pasti menjadikan diri kita asing dalam kehidupan manusia pada umumnya, bahkan tak jarang ujian dan cobaan itu lebih banyak mengisi catatan harian seorang pegiat amal Islami ketimbang kesenangan dan kenikmatan duniawinya.


Cobalah kita renungkan sejenak lembar sirah Nabawiyah saw dan para sahabat sahabat beliau r.a ( baik laki laki maupun wanitanya ) atau orang2 setelahnya.
Kita lihat Ulama’ ummat ini, Ibnul Qayyim, Ibnu Taimiyah, Imam Ahmad bin Hambal dan seluruh Ulama’ amilin mujahidin fisabilillah, tidaklah mereka lebih kenyang dengan ujian dan cobaan hidup dari pada kenikmatan hidup dan kelezatannya. Sunatullah ini tak akan berubah, berlaku atas setiap orang2 yang ingin berjalan meniti diatas jalan iman hijrah, dakwah dan jihad fie sabilillah akan mengalami hal yang sama, rasanya sama ( Cuma bentuk dan keadaannya yang membedakan satu dengan yang lainnya ). Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang pegiat amal Islami ( baik laki laki maupun perempuannya ) membutuhkan satu pembinaan pembinaan yang dapat mengokohkah setiap langkah langkahnya demi meraih kecintaan dan keridhoan Allah semata, hal itu sebagaimana kebutuhan dirinya akan makanan dan minuman yang akan menguatkan fisik kita untuk beribadah kepada-Nya.


Kebutuhan akan makan dan minum akan menguatkan jasad yang dengannya ia bergerak, sedangkan tarbiah hubungannya dengan ruh atau jiwa. Jika jiwanya sehat maka jasad ini akan ringan untuk bergerak ( walaupun kelihatannya sangat berat untuk di lakukan), akan tetapi jika jiwanya sakit maka seluruh anggota badan berat untuk melakukan satu amal sholeh ( walaupun kelihatannya amal tersebut sangat ringan untuk di lakukan ).


Hakekat Tarbiah ( Pembinaan ) bagi Diri


Tarbiah ( menumbuhkan kembangkan kesadaran ) merupakan long life education atau pendidikan sepanjang kehidupan manusia. Mendidik atau membina jiwa ini supaya tunduk dan patuh kepada tata aturan yang telah Allah perintahkan, hal tersebut sebagai satu2nya syarat agar Nasrullah turun dan kemenangan Islam di capai. Sebaliknya kelengahan dan kemaksiatan akan menyebabkan segala bentuk kelengahan dan kesalahan yang di timbulkan.


Begitulah konsep Islam dalam memandang suatu keberhasilan, kesuksesan, dan kemenangan. Bukan berorientasi pada hasil ( sebagaimana konsep barat, yang penting targed tercapai adapun caranya ( melanggar syar'i atau tidak ) terserah ), akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana dalam setiap amal yang akan di lakukan ikhlas dan mengikuti tuntunan syar’inya dengan penuh kesungguhan dan sabar, adapun hasil kita serahkan pada Allah. Jika targed tidak tercapai bukanlah jadi masalah ( yang penting ikhlas dan sesuai tuntunan syar'inya ). Memang targed di perlukan agar dalam melakukan amal tidak seenaknya sendiri.  


Hendaknya kisah Nabiyullah Nuh As, kita jadikan I’tibar, beliau berdakwah 950 tahun hanya mendapat belasan orang ( tetapi sadar atas apa yang di lakukan, bukan karena terpaksa ). Menurut kaca mata barat di lihat suatu kegagalan, akan tetapi menurut konsep Islam beliau berhasil. Selama rentang waktu yang sangat panjang itu dakwah beliau ( Nuh As ) tidak menyimpang dari rel yang Allah syareatkan pada beliau, hasilnya mendapatkan orang2 yang militant ( sadar akan apa2 yang Nabi Nuh perintahkan padanya dan mau mengikuti ).


Sejarahpun terulang pada masa sahabat Rosulullah Saw. Sosok Abdullah bin Rawahah r.a ( seorang sahabat yang mulia pada perang Mu’tah ) mengatakan :
“ Kita tidak memerangi manusia dengan bilangan, kekuatan dan jumlah kita. Kita hanya memerangi mereka karena dien ini memerintahkan demikian, dien yang Allah memuliakan kita dengannya ( jika kita berpegang teguh pada apa apa yang di perintahkan dan apa apa yang dilarang serta menjaga keikhlasan dalam beramal ).”


Allah Azza wajalla Berfirman :
“Hai orang2 yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” ( QS: Muhammad 7 )
Pada ayat tersebut mengisahkan tentang hukum sebab akibat, yang akibatnya akan kembali kepada si pelaku amal itu sendiri. Kenapa Allah memerintahkan kepada orang orang beriman untuk menolong dienNya, apakah Allah tidak mampu ?? Akan tetapi Allah hendak melihat siapa siapa yang benar amalnya sesuai dengan keyakinan dan perkataannya, dengan yang hanya bohong.


Jadi kebutuhan kita akan satu pembinaan yang terus menerus mutlak di butuhkan, karena begitu banyaknya musuh musuh kita yang begitu tamak menginginkan agar kita tergelincir dari jalan Allah.


Apakah itu musuh dari golongan orang2 kafir yang telah jelas jelas memusuhi Allah dan RosulNya, maupun dari golongan orang Islam itu sendiri yang cenderung kepada kefasikan dan dosa. Musuh dari jenis hawa nafsu yang terus memberontak untuk kebebasan, syetan yang terus meenghembus hembuskan keragu raguan, dunia yang terus bersolek yang tak pernah berhenti untuk menghalangi jiwa jiwa dari jalan kebenaran Islam.




Perbaharuilah Selalu Dien dan Keikhlasan Kita Kepada Allah…


Tidak seperti sekolah2 yang ada saat ini, seseorang dinyatakan lulus setelah rentang waktu tertentu serta pencapaian ilmu tertentu pula. Ilmu pengetahuan yang di dapatkan dari bangku sekolah tersebut hanyalah berkumpulnya kepandaian logika dan nilai matematis yang tinggi saja, sedangkan praktek di lapangan sesungguhnya belum tentu demikian. Bangku sekolah banyak mencetak orang pandai, akan tetapi tak sedikit yang tak tau kemana arah ia hidup di dunia ini. Kiranya masih sangat jauh dari apa yang di harapkan Islam dari hasil sebuah pendidikan dan pembinaan diri !...
Tak jarang kita jumpai para cendekiawan muslim di lapangan tidak menampakkan sebagai seorang pembela dien, justru sebaliknya mengikis dienul Islam sedikit demi sedikit yang tercermin dari tingkahnya dan ungkapan ungkapan yang keluar dari mulutnya.


Mungkin ini salah satu kelemahan dari system pendidikan yang ada saat ini ( sudah membutuhkan biaya yang sangat mahal hasilnyapun terkadang buruk di medan nyata ). Atau diri kita sendiri pun mungkin mengalami dan merasakannya sendiri. Pandai dari hal ilmu, tapi tidak pandai dan bijak dalam amal nyata ( ikhlas dan mengikuti syar’inya ).


Sebagai seorang ibu yang bertanggung jawab atas pendidikan anak anaknya dirumah dan terhadap masa depan Islam, haruslah memahami persoalan yang mendasar ini. Dienul Islam menempatkan ilmu dan amal sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dan mendudukkannya setara dengan kepentingannya.


Sehingga selaras dengan apa yang do’a kita panjatkan minimal tuju belas kali dalam sehari ( minta di tunjuki jalan yang lurus, dalam surat al Fatehah ).
Ibnu Katsir menjelaskan tentang orang2 yang di murkai ( dalam QS: Al Fatehah 6-7 ) adalah Yahudi, di sebabkan banyaknya ilmu mereka akan tetapi mereka enggan mengamalkannya.


Sedangkan orang2 yang sesat adalah orang2 musyrik dan fasik, di sebabkan karena banyaknya amal ibadah yang mereka lakukan tidak dilandasi atas ilmu yang benar. Adapun dienul Islam melandasi kepada seluruh Ummatnya agar menyempurnakan ilmu dengan amal dan amal dengan ilmu.


Artinya kita tidakmungkin faham akan hakekat Islam atau Allah tidak akan memberikan satu kefahaman akan Islam manakala kita tidak mau melaksanakan amal juga dengan dasar ilmu yang benar ( apapun bentuk amalnya, sedikit atau banyak ). Berilmu saja tanpa ada pengamalannya, belum bisa di sebut faham. Beramal ( meskipun ikhlas ) akan tetapi tanpa dasar ilmu juga belum di katakana faham, sampai seseorang itu berilmu dan mengamalkan apa2 yang dilmuinya itu dengan penuh kesungguhan dan keyakinan, baru di sebut orang yang faham akan Islam.


Hal ini hendaknya menjadi satu catatan tersendiri bagi para pegiat amal Islami hari agar menjadikan wasilah wasilah tholabul ilmi tidak hanya sekedar menjadi bahan wacana yang menjejal otaknya saja dengan pengetahuan pengetahuan semata, akan tetapi melatih jiwanya untuk bersegera mengamalkan apa apa yang diilmunya itu ( sedikit demi sedikit tapi kontinyu itu lebih baik, dari pada sekali tapi jarang di lakukan) dan juga yang terpenting adalah menata hatinya akan akibat akibat yang bakal timbul dari apa apa yang telah di ilmui dan di amalkannya itu serta bersabar atasnya.


Sesungguhnya inilah metode Rabbani dalam mentarbiah jiwa2 manusia, yaitu dengan memberikan pembinaan terhadapnya secara bertahap dan berangsur angsur. Berjalan melalui proses penyadaran diri dalam melakukan amal, yang terkadang proses tersebut berjalan sangat lambat dan menjemukan ( sesuai dengan tingkat pemahaman masing masing orang ). Sehingga harapannya para pegiat amal Islami dalam beramal, berangkat dari dorongan kesadaran yang timbul dari dalam dirinya sendiri, maka lahirlah dari rahim rahim tarbiah para pegiat amal Islami yang tahan ujian dalam setiap medan amal.


Abdullah Azzam mengibaratkan pembinaan jiwa manusia itu seperti membangun sebuah rumah, bata demi bata di letakkan satu persatu, di rekatkan dengan menjaga keikhlasan, ilmu amal dan sabar hingga terbentuk bangunan yang sempurna. Sempurna dalam memahami dan mengamalkan Islam sampai bertemu al Maut.


Oleh karenanya Allah Azza Wajalla menurunkan Adz dzikru secara bertahap, satu atau dua atau tiga ayat kemudian memerintahkan mereka supaya mengamalkannya.
     Adalah para sahabat Rosulullah r.a melazimi dalam mempelajarinya tak lebih dari sepuluh ayat kemudian mengamalkannya, danb tak menambah sebelum mengamalkannya dengan benar. Bahkan Ibnu Mas’ud ( ulama’nya para sahabat r.a ) mengatakan bahwa kami belajar ilmu dan mengamalkannya secara bersamaan. Dari sanalah wajar jika para sahabat r.a di sebut sebagai sebaik baik masa.


Rosulullah Saw bersabda:
“ Sebaik baik hamba Allah adalah orang2 yang apabila di lihat ( membuat orang yang melihatnya ) ingat kepada Allah .” ( HR. Imam Ahmad )
Jadi, setiap pegiat amal Islami yang berkeinginan mengembalikan dienullah dalam kehidupan dunia haruslah memenuhi dua hal, yaitu; pertama, mengetahui dienullah itu sendiri dengan benar. Kedua, mengamalkan ajaran dienullah yang diilmuinya itu. Hal itu dimulai dari dirinya terlebih dulu, melebar kepada keluarga dekat, seterusnya dan seterusnya sehingga dien itu menjadikan mereka berkuasa di muka bumi.


Tarbiah ( pembinaan diri ) termasuk I’dad Imani


Salah satu I’dadul quwwah ( mempersiapkan kekuatan ) yang mana Allah perintahkan bagi setiap pribadi yang mengaku beriman kepada Allah, RosulNya dan hari akhir ( yang di Allah perintahkan dalam QS: Al Anfal 60 ) adalah dimulai dan di dasari dari I’dad imannya, yaitu mendidik jiwa dengan mempelajari ilmu ilmu syar’I sehingga tersingkap kabut tebal subuhat serta tazkiah ( mensucikan dirinya ) sehingga tunduklah syahwat kepada hukum2 Allah.


Ketika para pegiat amal Islami berazam kuat ingin menapakkan kakinya di jalan iman, hijrah, dakwah dan jihad, maka dirinya harus mempersiapkan dan menata hatinya untuk bisa hidup diatas celaan, kebencian dan permusuhan yang di berikan kebanyakan manusia. Kesadaran ini yang harus di tumbuh kembangkan terlebih dulu, karena hakekat al Haq itu selalu bermusuhan dengan al Batil dan tak akan bertemu satu dengan yang lainnya hingga hari kiamat. Kemenangan dan kekalahan ( baik perang fisik dengan kekuatan senjata maupun perang urat syaraf dengan pemikiran ) datang silih berganti sesuai dengan tingkat kesungguhan masing masing kubu.


Dimana kedudukan dan peran seorang mukminah dalam perjalanan kafilah jihad yang panjang ini ? Kecenderungan wanita terhadap segala pernak perniknya tidak dapat dipungkiri, karenanya jiwa jiwa ini haruslah membutuhkan latihan latihan dan tauladan tauladan sehingga dirinya terbebas dari penjara dunia ( dengan segala pernak perniknya ) menuju keluasan JannahNya yang di janjikan Allah. Latihan demi latihan yang terus menerus hingga terbiasa hidup seadanya ( walaupun mampu berbuat lebih, tapi di tahannya untuk melakukan ).
Mustahil kiranya bisa menapaki jalan ini tanpa mengetahui dan meneladani pola kehidupan para pendahulu kita yang tetap teguh berjalan di jalan jihad hingga akhir hayatnya.


Meneladani mereka dan mengikuti petunjuk mereka adalah jalan untuk meraih kemenangan yang di janjikan Allah. Imam Malik mengatakan ; “ Tidak akan beruntung / menang ummat ini melainkan dengan apa yang menjadikan beruntungnya ummat sebelum mereka.”


Allah Azza wajalla berfirman :
“Mereka itulah orang2 yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur'an)". Al Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.” ( QS: Al An’am 90 )


“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah2 yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang2 yang beriman.” ( QS: Huud 120 )


Pembinaan ( menumbuh kembangkan kesadaran akan bersegera melakukan amal kebajikan atau apa apa yang akan di lakukan di niatkan ibadah dengan segala bentuknya dengan di landasi keikhlasan dan senantiasa mengikuti syar’inya serta bersabar dan segala sesuatunya itu akan kembali kepada dirinya sendiri nantinya ) terhada jiwa para pegiat amal Islami merupakan satu persiapan awal yang sangat penting ( juga bagi seorang muslimah ), di samping persiapan secara materi yang juga perlu di latih dan di biasakan sesuai fitrah dan kemampuan masing masing individu. Sadar dari segi materi artinya; bahwa apa apa yang akan atau telah ia infakkan itu belum seberapa dan masih terus di butuhkan ( karena keadaan Islam hari ini ), ibarat ia menuangkan sebotol air diatas hamparan gurun pasir. Maka di sana perlunya latihan dan latihan akan makna ikhlas dan sabar ( baik itu sebelum beramal, saat beramal dan setelah beramal ).


Jadikan Sholat dan Sabar Sebagai Penolong


Ya !, kesadaran dan pemahaman yang benar akan posisinya dan kewajibannya sebagai seorang istri yang mendampingi suami ( di dalam menapaki jalan iman, hijrah, dakwah dan jihad seperti yang di contohkan oleh Rosulullah Saw, para sahabat r.a dan orang2 sholeh setelahnya ) atau posisinya sebagai seorang ibu yang memiliki tanggung jawab besar terhadap lahirnya generasi generasi besar yang tangguh di setiap medan amal adalah modal awal tumbuhnya himmah dan azzam yang kuat dalam dirinya untuk selalu membina dirinya.


Bukan sebaliknya, ( apa yang terjadi pada wanita pada umumnya ) pribadi yang banyak mengeluh, banyak menuntut yang macam macam sering menyakiti suaminya dengan perkataan sehingga apa yang di cita citakan bersama ( terciptanya satu keluarga yang sakinah,mawaddah dan warokhmah ) hancur berantakan di tengah jalan.
Yang di harapkan dari seorang mukminah adalah selalu berusaha mendampingi suaminya dengan setia, melayani, memudahkan urusannya membantu tugas tugas suami ( jika ia mampu dalamhal tenaga atau ilmu ) dengan senang hati. Karena sedikitnya waktu dan perhatian sang suami karena banyaknya kewajiban kewajiban yang harus segera di tunaikan takmembuat senyumnya berubah menjadi satu kemarahan, justru seharusnya rasa bangga dan rela senantiasa ia bingkai dalam hatinya atas kesibukan suaminya yang bekerja untuk Allah, Rosul-Nya dan kaum Muslimin yang di cintai dan di ridhoi Allah.
Sebuah pelajaran berharga dari negri para syuhada ( Afghanistan ) bisa kita jadikan satu pelajaran dan motivasi. Pernah salah seorang panglima mujahidin Afghan di tanya, “ Pernahkah seorang mujahidin menemui hambatan dari istri dan anak anaknya di karenakan lamanya meninggalkan mereka dan juga susahnya kehidupan yang di laluinya ?.” Ia menjawab, “ Justru wanita Afghanlah yang memberikan motivasi bagi suaminya untuk terus berjihad. Kalau ada yang ragu ragu, ia sendiri yang akan membantu mujahidin, sedangkan suaminya di suruh di rumah mengurus rumah tangga dan menjaga anak2.” “ Bahkan banyak dari gadis2 Afghanistan yang menawarkan dirinya kepada mujahidin dan maharnya di belikan senjata demi kepentingan mereka.”


Inilah perkataan jujur seorang mujahidin Afghanistan. Sehingga wajar jika bangsa Afghanistan mampu menanggung setiap bentuk konfrontasi dan mampu bertahan beberapa lama, bahkan membuat musuh musuhnya bertekuk lutut.
Sosok sosok seperti ini yang di harapkan Allah dan Rosul-Nya, pribadi pribadi yang memiliki sifat seperti Khadijah, Aisyah, Hafsah, Ummu Sulaim r.a dan yang lain lainnya.


Sungguh kita tidak akan kehabisan kekuatan jika kita mengambil suri tauladan dari para pendahulu Ummat ini. Mempelajari ilmu ilmu syar’i dan membaca sunatullah kehidupan para mukmin akan membuka tabir fitnatus syubuhat dan melenyapkan syahwat syahwat dalam diri kita, sehingga yang ada tinggal ketenangan, keteguhan hati, rasa syukur dan ridha bahwa Allah berkenan memilih kita untuk tetap berada di jalan ini.

Sumber: Catatan Facebook

Minggu, 24 November 2013

Ciri-ciri Orang Berilmu



Assalamu'alaikum warahmatullah....
 
Alangkah cepatnya takabur menjalari para ulama dan ilmuan.karenanya Nabi muhammad SAW bersabda,"celaka ilmu ialah kesombongan!". 
Baru saja sorang berilmu memantapkan kejayaan ilmunya,segeralah terasa dalam dirinya keindahan ilmu dan kelebihannya lalu dirinya dianggapnya penting dan orang lain di pandangnya remeh,bagaikan memandang hewan ternak saja.mereka di anggapnya bodoh-bodoh dan di tungguhnya untuk memberi salam.bila orang-orang telah dulu memberi salam kepadanya dan di balasnya dengan muka manis,maupun orang-orang bangkit berdiri menghormatinya atau di penuhi undangan orang,maka ia menganggap dirinya telah berbudi kepada orang itu dan haruslah yang bersangkutan berterimakasih kepadanya,serta meyakini bahwa dialah orang yang paling mulia,yang telah sudi berbuat terhadap mereka hal-hal yang semestinya tak dapat mereka harapkan dari orang-orang sepertri dia.

Orang yang begini mutunya lebih tepat dinamakan orang jahil dan di katakan seorang'alim,karena ilmu yang hakiki ialah ilmu yang dengannya kita dapat tahu diri dan mengenal tuhan,tahu bahaya besar di akhir hayat(Al Khatimah)dan tahu bahwa ilmu pulalah nantinya yang akan menjadi alasan Allah untuk pemukul para ulama dan tahu pula besar resikonya ilmu di hari nanti,maka ilmu yang begini akan menambah rasa cemas,rasa khusyuk khidmat dan berendah diri dan menyebabkan kita untuk menganggap semua orang lebih baik dari kita,mengingat kuatnya alasan Allah untuk memukul kita karena kita berlimu,tapi begini alpa dalam mengisi wajib syukur kepada Allah pemberi karunia itu.ilmu adalah sarana terpenting untuk di takaburkan.dari itu Allah menitahkan kepada Nabi Muhammad SAW;
Artinya:"Rendahkanlah sayapmu terhadap pengikut mu orang-orang yang beriman!".(Q.S.Asy syu'ara:215)

Amat payahlah seoarng berilmu untuk tidak menganggap dirinya bermartabat dibanding dengan seorang kosong ilmu,karena syariat agama banyak sekali memujikan kelebihan ilmu.ia takkan sanggup menolak perdayaan untuk bertakabur,kecuali denagn memahamkan hal ini:

Hendaklah disadarinya,bahwa alasan Allah SWT,untuk memberatkan orang adalah lebih kuat.tuhan mungkin bersikap toleransi terhadap orang kosong ilmu tentang kesalahan yang di persepuluhkannya saja tak dapat di maafkan terhadap orang berilmu.seorang yang melanggar perintah tuhan dengan sadar dan mengetahui.kesalahannya akan amat berat,karena ia tiada menunaiakn hak Allah di bidang karunia ilmu.dari itu nabi Muhammad SAW.bersabda;
"Di tampilkan seorang berilmu di hari kiamat dan ia di jebloskan ke neraka.Maka berjela keluar perut panjangnay dan ia berputar keliling bagaikan keledai mengitari kilangan.lalu ia di kelilingi penduduk neraka dan mereka bertanya,"kenapa anda begini?".jawabnya,"Aku menyuruh orang kepada kebaikan,tapi aku tak membuatnya dan ku larang orang berbuat jahat,tapi aku melakukannya!".(Riwayat Bukhari Muslim dari Usman Bin Zaid)

Empat Akhlak Yang Harus Melekat Dalam Diri Orang Yang Berilmu.

Akal yang cerdas dan brilian memang sebuah anugerah. Namun ia bukan merupakan peranti satu-satunya dalam membimbing manusia untuk meraih kesejatian. Bahkan tidak sedikit orang yang kebablasan, sehingga menuhankan akal. Dalam kaitan ini, maka agama dan akhlak mesti terus mengawali kemampuan akal ini, sebagaimana yang diujarkan oleh Umar bin Khaththab: “Modal seorang laki-laki adalah akalnya, kemuliaannya terletak pada agamanya, dan harga dirinya ada pada akhlaknya.”

Bila akhlak menjadi parameter dari harga diri seseorang, maka lebih-lebih terhadap ulama. Maka akhlak menjadi bagian yang inheren dan instrinsik dengan dirinya. Dari permenungan Imam Mawardi, setidaknya ada empat akhlak yang harus melekat dalam diri orang yang berilmu,yaitu:

Pertama , tawadhu dan tidak ujub. Karena Nabi mengatakan: “Sesungguhnya ujub itu akan memakan hasanah (kebaikan) sebagaimana api melalap kayu bakar.” Seorang ulama juga berujar: “Barangsiapa yang takabur dan merasa tinggi dengan ilmunya, Allah akan merendahkannya, dan barangsiapa yang tawadhu' (rendah hati) dengan ilmunya, Allah akan mengangkatnya.”

Kedua , mengamalkan ilmu. Dalam hal ini, Ali bin Abu Thalib mengingatkan: “Orang-orang tidak mau mencari ilmu tidak lain karena mereka melihat sedikitnya orang yang berilmu mengambil manfaat dari ilmunya.” Seorang ulama juga berucap: “Buah dari ilmu adalah pengamalan, sedang buah amal ialah balasan/pahala.”

Ketiga , tidak pelit dengan ilmu. Orang yang berilmu harus mengajarkan ilmunya kepada yang lain, karena pelit dengan ilmu adalah tercela dan suatu kezaliman. Sebuah ujaran hikmah menyebutkan: “Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, maka ia seolah-olah bodoh tentangnya.”

Keempat , bersifat mendidik dan lemah lembut. Seorang yang berilmu harus selalu memberi nasihat dan bimbingan dengan lemah lembut, memberikan kemudahan-kemudahan kepada muridnya dan memotivasinya untuk giat belajar. Perbuatan ini mendatangkan pahala besar baginya. (Makmun Nawawi).

Akhlak Ibarat Bunga Di taman.

AKHLAK adalah perkara penting selepas iman. Setiap orang akan dinilai berdasarkan budi pekertinya (akhlak). Jika baik akhlaknya, maka dia akan dianggap baik. Jika buruk akhlaknya meskipun ada melakukan kebajikan, tetap tidak akan dinilai.
Oleh itu, orang yang mempunyai akhlak mulia akan dipandang mulia di sisi Allah. Contoh, akhlak mulia adalah akhlak Rasulullah.

Firman Allah bermaksud:
"Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) mempunyai akhlak yang sangat mulia."
(Surah al-Qalam, ayat 4).
Akhlak yang baik hendaklah dipupuk dan dipelihara hingga sebati dengan diri kita. Hal ini bagi membolehkan kita mengamalkannya dalam kehidupan seharian.
Dalam kehidupan manusia, akhlak dapat diibaratkan seperti bunga dalam sebuah taman. Bagaimana luas dan indahnya sebuah taman kalau tidak dihiasi dengan bunga-bungaan, maka taman itu tidak jauh bezanya dengan tanah perkuburan.

Seseorang yang mempunyai badan sihat, gagah, tampan, menarik, berilmu, kaya atau berpangkat, kalau mempunyai akhlak buruk dan perangai jahat, tidak ubah seperti muka yang cantik, tetapi mempunyai kesan guris luka berpanjangan.

Akhlak mulia atau hina terbit daripada jiwa atau hati. Jiwa seseorang itu saja yang akan menjadi pendorong menggerakkan perbuatan yang baik atau tercela.

Dengan mempunyai akhlak baik dan sempurna pada diri seseorang, maka dapatlah kita melahirkan sebuah masyarakat dan bangsa gemilang, terbilang dan cemerlang.

Hal ini kerana bangsa yang diasaskan dengan akhlak mulia saja akan dipandang mulia, bahkan boleh mengangkat martabat sesebuah bangsa ke tingkat paling tinggi antara ummah.

Di sinilah terbentuknya masyarakat madani yang mempunyai nilai positif dan mahmudah (terpuji). Setiap pekerjaan, pergaulan, perbuatan, hubungan individu, masyarakat, antarabangsa, kekeluargaan dan negara dijalin atas kesempurnaan akhlak.

Secara tidak langsung ia akan mewujudkan sebuah peradaban luhur bercirikan akhlak kemanusiaan sejagat dan tunduk atas kekuasaan Allah. Tanpa akhlak, manusia akan berbuat sesuka hatinya tidak mengira sama ada dilarang oleh Allah atau melanggar tata susila dan maruah mereka.

Masalah sosial yang semakin kritikal dan kronik dalam masyarakat, terutama golongan remaja pada masa kini disebabkan oleh budaya akhlak yang kian merosot.
Mereka mudah terpengaruh dengan budaya kehidupan Barat yang memang sudah runtuh nilai akhlaknya.

Ajaran Islam tidak pernah menyekat kebebasan dalam melakukan kegiatan kehidupan, tetapi hendaklah melalui batas yang ditentukan oleh syariat.
Segala yang dilarang oleh Allah swt mempunyai hikmah yang besar.

Isu keruntuhan akhlak bukanlah suatu perkara yang baru dalam masyarakat kita. Namun apa yang diharapkan adalah kepekaan dan usaha bersungguh-sungguh pada diri individu dan masyarakat dalam menangani masalah generasi muda.

Langkah yang perlu kita lakukan adalah berusaha mencari penawar kepada penyakit sosial untuk memulihkan sindrom yang menyerang generasi muda pada zaman ini.
Salah satu cara terbaik adalah pembudayaan akhlak dalam kehidupan seharian.

Keperibadian yang disulami dengan keimanan dan akhlak akan menerbitkan pekerti mulia dan menjamin kerukunan dan kesejahteraan sebuah masyarakat, negara dan antarabangsa..

Jika HATI sejernih AIR, jangan biar ia KERUH.
Jika HATI seputih AWAN, jangan biar ia MENDUNG.
Jika HATI seindah BULAN, hiasi ia dengan IMAN

Sumber:
Catatan Facebook 

7 Tugas Pelajar


Oleh Heryanti Tarmizi, S. Pd. I


Assallamu'alaikum warahmatullah....

Sahabat sering kita bertanya,, tugas kita sebagai pelajar bagaimana,,,seperti apa dan bla ... bla.  . .bla serta bla...bla ...laiinya,,, berikut adalah sedikit cacatan dari sahabat saya tentang tugas pelajar,,, mungkin berguna menjawab pertanyaan tersebut.


Dalam kitab "IHYA'ULUMUDDIN" karangan Imam Al-Ghazali di sebutkan ada 7 tugas pelajar dalam menuntut ilmu adapun ke 7 hal tersebut adalah:

1. Ialah mendahulukan kebersihan jiwa dari akhlak yg rendah berdasarkan sabda Rasulullah saw "Agama didirikan diatas kebersihan." bukanlah yg dimaksud kebersihan baju, tetapi didlm hati. Hal itu ditujukan oleh firman Allah "sesungguhnya orng2 musrik itu najis {Qs. At-Taubah:28}

2. Ialah mengurangi kesenangan2 duniawinya dan menjauh dari kampung halaman hingga hatinya terputus untk ilmu. Allah tdk menjadikan dua hati bagi seseorng di dlm rongga badannya. Oleh krn itu dikatakan, "ilmu itu tdk memberikan sebagiannya hingga engkau memberinya seluruh milikmu."

3. Ialah tdk sombong dan tidak membangkang kpd guru.

4. Ialah menghindar dari mendengar perselisihan2 diantara sesama manusia, krn hal itu menimbulkan kebingungan.

5. Ialah tdk menolak suatu bidang ilmu yg terpuji, tetapi ia menekuninya hingga mengetahui maksudnya.

6. Ialah mengalihkan perhatian kpd ilmu yg terpenting, yaitu ilmu akhirat

7. Ialah hendaknya tujuan pelajar dalam masa sekarang ialah menghiasi batinnya dngn sifat yg menyampaikannya kpd Allah ta'ala dan kpd derajat tertinggi di antara malaikat muqarrabin (yg dkt dngn Allah). Dan dngn ilmu itu ia tdk mengharapkan kepemimpinan, harta dan pangkat.

Semoga bermanfaat ya teman

Sumber:
Catatan Sahabat Penulis, Imal Uddin Al Farisi Ra
Ringkasan Ihya Ulumddin

Senin, 23 September 2013

Heryanti : Pendidikan Agama Islam

1.    Pengertian  Pelajaran PAI

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu bidang studi yang membahas perihal agama kepada siswa tentang bagaimana cara beribadah yang baik, berakhlak terpuji serta masalah hukum-hukum dalam menjalani hidup sebagai hamba Allah.
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pelajaran yang mengupayakan secara sistematis dalam mempersiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al Qur’an dan al Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Hal demikian dapat dilakukan oleh setiap guru PAI yang berdedikasi dalam mengajar demi tercapainya tujuan dari pembelajaran PAI.
Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dimaknai dari dua sisi yaitu:  pertama PAI dipandang sebagai sebuah bidang studi seperti dalam kurikulum sekolah umum (SD, SMP, SMA). Kedua, PAI berlaku sebagai gabungan pelajaran yang terdiri dari aqidah akhlak, fiqih, al Qur’an hadis dan sejarah kebudayaan Islam seperti yang diajarkan di sekolah madrasah (MI, MTs, MA).
Pelajaran PAI di sekolah umum pada dasarnya bersifat umum dan mencakup semua bahan ajar yang ada dalam pelajaran fiqih, aqidah akhlak, al Qur’an hadis dan sejarah kebudayaan Islam serta bahasa Arab,  meski bahasan yang terdapat di dalam pelajaran PAI bersifat umum.
Jadi Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bidang studi agama di sekolah umum yang berupaya untuk mengajarkan siswa tentang fiqih, aqidah akhlak, al Qur’an hadist, dan sejarah kebudayaan Islam secara umum melalui proses bimbingan yang telah ditentukan agar dapat di aplikasikan oleh siswa dalam kehidupan.

2.    Karakteristik Pelajaran PAI

Pendidikan Agama Islam mempunyai perbedaan dengan mata pelajaran lainnya yang ada di sekolah umum lainnya. Karakteristik pendidikan agama Islam antara lain yaitu:
a.    PAI adalah mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok yang terdapat dalam agama Islam. Dari segi isi pelajarannya PAI bertujuan mengembangkan moral dan kepribadian siswa.
b.    PAI adalah suatu pebelajaran yang mengarahkan siswa pada (a) menjaga aqidah dan ketaqwaan siswa, (b) menjadi landasan dasar kedisiplinan mempelajari ilmu lainnya, (c) mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif serta (d) menjadi pegangan dalam pergaulan sehari-hari.
c.    PAI tidak hanya menekankan pada perkembangan kognitif saja, tetapi juga pada afektif dan psikomotorik siswa.
d.    Materi PAI dikembangkan dari tiga dasar materi Islam yaitu, aqidah, hukum dan akhlak.
e.    Output pembelajaran PAI di sekolah adalah terbentuknya siswa yang memiliki akhlak yang mulia.

3.    Tujuan Pelajaran PAI

    Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan suatu pelajaran di sekolah, karena tujuan dari suatu pendidikan merupakan fungsi yang mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu kegiatan yang telah dilalui siswa atau dengan kata lain merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran.
Tujuan merupakan masalah penting dalam pendidikan. Sebab, tanpa ada tujuan  yang jelas, pendidikan menjadi tidak terarah.
Tujuan pendidikan agama Islam dalam penelitian ini, peneliti sesuaikan dengan tujuan pendidikan agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan formal. Adapun supaya lebih jelas peneliti membagi tujuan pendidikan agama Islam  menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut :
a.    Tujuan Umum
Tujuan umum pendidikan Islam adalah tujuan Islam yang akan dicapai melalui semua kegiatan kependidikan, baik dalam bentuk pendidikan maupun dengan cara atau kegiatan yang lain. Tujuan pendidikan agama Islam meliputi seluruh aspek kemanusiaan yakni aspek sikap, tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan dan pandangan.
Tujuan umum pendidikan agama Islam adalah untuk mencapai kualitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis  serta bertanggungjawab.
    Sehubungan dengan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah kepada Allah.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan hidup manusia yang disebutkan Allah dalam surat al-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi :

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S al-Dzariyat: 56)
Adapun pengertian dari ibadah itu adalah memperhambakan diri dengan penuh keinsyafan dan kerendahan, penuh dengan cinta, disertai oleh rasa yaitu pengaharapan akan kasih sayang-Nya, cinta kasih yang tidak terbagi kepada yang lainnya. Menuntut ilmu merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT, sehingga dalam menuntut ilmu manusia ditekankan untuk melakukan hal-hal tersebut.

b.    Tujuan Khusus
Pendidikan Agama Islam di sekolah umum bertujuan untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran Islam sehingga menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Meskipun PAI merupakan suatu mata pelajaran umum, namun materi pembahasan dalam pelajaran PAI sangat luas. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa PAI adalah pelajaran gabungan ataupun induk dari pelajaran akhlak, aqidah, sejarah dan al Qur’an hadist, bertujuan untuk  menjadikan siswa sebagai manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan khusus pendidikan seperti di SMA adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca al-Qur’an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf. Membiasakan perilaku terpuji dan menghindari dari perilaku tercela seperti hasad, riya dan aniaya serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat sunat.
Tujuan pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukkan pengetahuan, penghayatan, dan pengalaman siswa tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia yang muslim dan terus berkembang dalam keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yg lebih tinggi.
    Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk manusia yang baik lahir dan batin dan memiliki budi pekerti yang luhur yang sesuai dengan ajaran Islam dengan memiliki wawasan agar mampu menjadikan tugas-tugas sebagai khalifah dengan sebaik-baik hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.

4.    Ruang Lingkup Pelajaran PAI

Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dicapai oleh masing-masing siswa dengan menguasai serta memahami ruang lingkup dari pendidikan PAI. Ruang lingkup pendidikan terbagi 3 materi pokok yaitu: 
a.    Tarbiyah Aqiliyah (IQ Learning)
    Tarbiyah aqiliyah atau sering dikenal dengan istilah intellegence question learning merupakan pendidikan yang mengedepankan kecerdasan akal. Tujuan yang diinginkan dalam pendidikan itu adalah mendorong anak agar bisa berfikir secara logis terhadap apa yang dilihat oleh indera mereka, input, proses, dan output pendidikan anak diorientasikan pada orientasi akal yakni bagaimana anak membuat analisis, penalaran, dan bahkan sintesis atau memecahkan masalah.
b.    Tarbiyah Jismiyah (Physical Learning)
    Tarbiyah jismiyah yaitu segala perbuatan yang bersifat fisik untuk mengembangkanfisik tingkat daya tubuh anak sehingga mampu untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya baik individu ataupun sosial nantinya, dengan keyakinan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
c.    Tarbiyah Khuluqiyah (SQ Learning)
    Tarbiyatul khuluqiyah diartikan sebagai keyakinan setiap individu memegang nilai kebaikan dalam situasi dan kondisi apapun. Keyakinan tersebut seperti berusaha selalu senantiasa jujur, ikhlas, mengalah, senang bekerja, bersih, berani dalam membela yang benar, percaya pada diri sendiri. Oleh sebab itu maka pendidikan akhlak tidak dapat dijalankan dengan hanya menghafalkan saja tentang hal-hal baik dan hal-hal buruk. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara menjalankannya sesuai dengan nilai-nilainya.
Pendidikan agama Islam pada jenjang menengah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam yang lebih dulu secara dasar sudah ia dapatkan pada jenjang sekolah dasar. Sehingga ketika pada tingkat sekolah menengah siswa tersebut mampu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia dan mengaktualisasi nilai-nilai ke Islaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
    Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ruang lingkup pendidikan agama
Islam harus mampu memasukkan nilai keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: 
a.    Hubungan manusia dengan Allah,
b.    Hubungan manusia dengan sesama makhluk,
c.    Hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
d.    Dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ke empat poin tersebut yang kemudian harus dipelajari dan dipahami serta diamalkan oleh setiap siswa dalam belajar PAI agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Bukan hanya sekedar manghafal isi yang berada dalam lingkup pelajaran PAI, namun juga mampu memahami serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun hal-hal yang dipelajari berdasarkan lingkup mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA adalah: 
a.    Aspek Al-Quran
b.    Aspek Aqidah
c.    Aspek Syari’ah
d.    Aspek akhlak
e.    pengajaran Fiqih
f.    Aspek Tarikh
Berdasarkan aspek yang disebutkan diatas yang menjadi aspek pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan peneliti adalah tentang aspek akhlak dalam pembelajaran PAI.

5.    Prinsip Pelajaran PAI

Pelajaran PAI sebagai salah satu bidang studi agama di sekolah umum memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang guru pada proses kegiatan pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a.    Berpusat pada siswa
Kegiatan belajar mengajar yang terlaksana menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan mendorong mereka untuk mengembangkan segenap bakat dan potensi yang dimilikinya secara optimal.
b.    Belajar dengan melakukan (learning by doing)
Belajar bukan hanya sekedar kegiatan siswa untuk mendengarkan, mencatat sambil tetap duduk di bangku akan tetapi yang dinamakan belajar adalah kegiatan beraktifitas mendapatkan pengetahuan baru.
c.    Pengembangan kecakapan sosial
Pelaksanaan pembelajaran di arahkan kepada hal yang memungkinkan siswa terlibat dengan pihak lain.
d.    Pengembangan fitrah
Pembelajaran mengarahkan pada pengasahan rasa dan penghayatan agama sesuai dengan tingkatan usia siswa.
e.    Pengembangan ketrampilan
Pendidikan agama Islam mengarahkan siswa untuk mengembangkan  ketrampilan yang dimiliki oleh siswa
f.    Pengembangan kreativitas
Pendidikan agama Islam mengarahkan siswa untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa dengan mengenalkan siswa dalam lingkup pengamalan perilaku yang baik.
g.    Pengembangan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
Mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan teknologi ilmu pengetahuan yang telah ada dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, begitupun halnya dengan PAI di zaman sekarang.
h.    Menumbuhkan kesadaran siswa sebagai warga negara yang baik
i.    Belajar sepanjang hayat
Pendidikan agama Islam mendorong siswa untuk belajar mencari ilmu dimanapun mereka berada.
j.    Perpaduan kompetisi, kerja sama dan solidaritas.

Seorang guru yang akan mengajar dan akan mentransfer ilmu kepada siswa hendaknya memahami semua prinsip-prinsip tersebut. Pemahaman prinsip mengajar PAI oleh seorang guru berdampak besar bagi kegiatan dan hasil belajar para siswanya.
Pendidikan agama Islam merupakan pelajaran yang memberikan banyak manfaat terhadap siswa untuk menjalani kehidupannya sehari-hari bahkan juga bagi orang di sekitarnya.
Pembinaan pendidikan agama Islam dikembangkan dengan menekankan kepada keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan. Adapun ketiga lingkungan yang dimaksud adalah:
a.    Lingkungan keluarga
b.    Lingkungan sekolah
c.    Lingkungan masyarakat
Adanya pembinaan pendidikan agama tersebut memberikan kerja bagi guru agama  untuk mendorong dan memantau kegiatan pendidikan agama Islam yang dialami oleh siswa di lingkungan keluarga dan masyarakat bukan hanya di lingkungan sekolah saja, dengan perhatian tersebut akan terwujudnya keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaannya. Walaupun pantauan tersebut tidak dilakukan secara langsung, namun setidaknya bagi seorang guru agama mestilah memberikan perhatian yang besar terhadap siswanya.


Sumber:

Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2007)
Baharuddin dan Moh. Makin, Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan Aplikasi Praksis dalam Dunia Pendidikan), (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2007).
Departemen Agama RI, al Qur’an dan terjemahnya, terj. Yayasan Penyelenggara penterjemah al Qur’an, cet. 9, (Jakarta: Darus Sunnah, 2010)
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005).
Khairul Yadi S, Ruang Lingkup Pendidikan Islam (Kumpulan makalah Islam)  dalam http//:khoirulyadIslam.blogspot.com/. diakses 29 Maret 2013.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung:  Remaja Rosda Karya,2001).
 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: Rosda karya, 2001).
Wina Sanjaya, Pembelajaran dan Implementasi KBK (Jakarta: Kencana, 2006).

Minggu, 22 September 2013

Heryanti: Model Pembelajaran Kooperatif

1.   Pengrtian Model Pembelajaran  Kooperatif

Menurut Holubec, pengajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.  Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
  
Abdurrahman juga menyatakan secara ringkas pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkaninteraksi yang silih asah (saling mencerdaskan), silih asih (saling menyayangi), dan silih asuh (saling tenggang rasa) antar sesama siswa sebagai latihan hidup didalam masyarakat.
  
Pembelajaran Kooperatif Learning adalah metode belajar kelompok yang mengikut sertakan seluruh siswa dalam kelas baik yang bersifat kompetitif maupun individual. 
  
Dari berbagai pengertian  tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar kelompok dimana siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempermudah menyelesaikan pembelajaran serta menemukan dan memahami persoalan-persoalan yang sulit dipecahkan.
  
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) diyakini sebagai praktis pedagogis untuk meningkatkan proses pembelajaran, gaya berpikir tingkat tinggi, perilaku sosial, sekaligus kepedulian terhadap siswa-siswa yang memiliki latar belakang kemampuan, penyesuaian, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Pembelajaran kooperatif learning merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.   Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok yang dilakukan  Tradisional biasa. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya. Didalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri, agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan dan interaksi antar siswa akan lebih intensif. Interaksi yang intensif dapat dipastikan komunikasi antar siswa berjalan dengan lancar. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya dari hasil pemikiran satu kepala.
  
2.   Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Ada empat model pembelajaran Kooperatif menurut Nurhadi dkk, yaitu:
       
 1. STAD (Student Teams Achievement Divisions)

 STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dari Universitas John Hopkings. Model ini menekankan kerja sama antara sesama anggota kelompok untuk mencapai ketuntasan belajar, serta setiap minggu atau setiap dua minggu dilakukan evaluasi dan pembelajaran skor.
      
 2.  JIGSAW
   
 JIGSAW merupakan pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok pakar (expert group) dan kelompok awal (home teams), dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian akademik dari semua bahan akademik yang disodorkan guru.


  3.  GI (Group Investigation)

GI merupakan pembelajaran kooperatif dimana siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk pembelajaran secara investigasi. Metode ini menuntut para siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
    Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah mereka rumuskan. Aktivitas tersebut dimulai dari menhumpulkan data, analisis data, sintesis, hingga menarik kesimpulan yang selanjutnya presentasi oleh masing-masing kelompok.
    


Sumber:
Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBK, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004)

Miftahul Huda, Cooperative Learning,  (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi standar proses pendidikan, ( Jakarta: Kencana, 2007).

Ibrahim.dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Press, 2002)


Kamis, 19 September 2013

Heryanti: Metode Pembelajaran Sosiodrama

1.    Pengertian Metode Sosiodrama
Sosiodrama adalah salah satu metode mengajar dengan bermain peran (role playing).  Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau mempertontonkan atau mendramakan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial. Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan didalam pelaksanaanya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti
Menurut Zakiah, metode sosiodrama “semacam dram atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya terlebih dahulu, tidak pula diadakan pembagian tugas yang harus mengalami latihan lebih dahulu”  dengan kata lain, sosiodrama dilakukan secara spontan dalam kegiatan pembelajaran setelah siswa mendengarkan penjelasan guru.
Terkait dengan pengertian dari metode sosiodrama, Aris menambahkan metode sosiodrama merupakan suatu proses pembelajaran dalam bentuk permainan yang disesuaikan dalam dunia anak seusianya, yaitu pemaparan dan pemetaan pikiran anak.
Menurut pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain metode sosiodrama adalah mendramtisasikan tingkahlaku dalam hubungannya dengan sosial.  Selanjutnya Martinis Yamin, menambahkan metode sosiodrama atau bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokok yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode sosiodram (bermain peran) merupakan metode pembelajaran  yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran atau mendramatisasikan tingkahlaku sesuai dengan tokoh yang ia lakoni dalam hubungan sosial antar manusia setelah mendengar penjelasan guru tanpa harus mengalami latihan dan manghafal naskah sebelumnya. . Dalam pendidikan agama metode sosiodrama ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah islam, dan topik-topik lainya. Sebab siswa disamping mengetahui proses jalannya kisah sejarah serta akhlak, juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang terkandung dalam kisah tersebut. Metode ini sebagai prinsip dasarnya terdapat dalam al-Qur’an, dimana terjadinya suatu drama yang sangat mengesankan antara Qabil dan Habil.
Firman Allah SWT. dalam surat al maidah ayat 27-31,

Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (27) "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, Aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya Aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam."(28) "Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."(29)  Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.(30)  Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (31) (QS. surat Al-maidaah: 27-31)

2.    Fungsi Metode Sosio Drama
Fungsi dari sebuah metode pembelajaran pada dasarnya adalah untuk mempermudah kegiatan pembelajaran, baik dari segi guru, maupun dari seiswa serta bahan ajar. Setiap metode pembelajaran memiliki tujuan penggunaan yang berbeda sesuai dengan relevansi kecocokan antara materi dengan metode. Seperti halnya metode sosiodrama yang sangat relevan untuk digunakan pada pembelajaran dengan materi tingkahlaku sosial.
Adapun tujuan serta fungsi dari metode sosiodrama ketika diterapkan dalam pembelajaran, para ahli memiliki pendapat tersendiri, namun pendapat-pendapt tersebut memiliki kesamaan tujuan, hanya cara serta bahasa penyampaiannya yang berbeda, berikut akan peneliti uraikan beberapa pendapt ahli pendidikan tentang tujuan dari metode sosiodrama.
Pertama, tujuan metode sosiodrama dalam kegiatan pembelajaran yang disebutkan oleh zakiah. Adapun tujuan tersebut yaitu:
a.    Agar anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari
b.    Menghilangkan perasaan-persaan malu dan rendah diri tidak pada tempatnya, maka dilatih melalui temannya sendiri untuk berani berperan dalam suatu hal. Hal ini disebabkan karena memang ada anak didik yang disuruh ke depan kelas saja tidak berani apalagi berbuat sesuatu seperti berbicara di depan orang dan sebagainya.
c.    Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat di depan teman sendiri atau orang lain.
d.    Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.
Selanjutnya tujuan metode sosiodrama dalam pembelajaran yang diungkapkan Abu Ahmadi. Diantaranya adalah:
a.    Menggambarkan bagaimana seseorang atau beberapa orang menghadapi suatu kondisi sosial tertentu
b.    Menggambarkan bagaimana cara pemecahan suatu masalah sosial
c.    Menumbuhkan dan mengembangkan sikap kritis terhadap sikap atau tingkah  laku dalam situasi sosial tertentu
d.    Memberikan pengalaman untuk menghayati situasi sosial
e.    Memberikan kesempatan untuk meninjau suatu situasi sosial dari berbagai sudut pandang. 
Kemudian berkaitan dengan tujuan pembelajaran dengan metode sosio drama, Nana Sudjana juga memberikan penjelasan bahwa ada beberapa tuajuan yang di dapatkan setelah menerapkan metode sosiodrama dalam pembelajaran, di antaranya:
a.    Agar seorang siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain
b.    Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c.     Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara cepat
d.    Memberikan rangsangan kepada kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Agar lebih sederhana dalam pemahamannya, tujuan metode sosio drama yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas dapat penulis sajikan secara sederhana. Jelasnya bahwa sebuah metode pembelajaran diciptakan untuk meminimalisir hambatan yang teradapat dalam pembelajaran, begitupun halnya dengan metode sosiodrama yang diciptakan untuk memudahkan siswa memahami materi ajar yang tidak dapat dipahami dengan metode konvensional pada umumnya. Dalam metode sosiodrama siswa di ajarkan untuk berani bergerak di depan kelas dengan menghilangkan rasa malu, siswa juga dapat melatih tanggung jawab. Lebih mudahnya metode sosiodrama dapat digamabarkan sebagai sebuah metode yang mempermudah anak mempelajari tingkah laku sosial dalam kehidupan bersosialisasi.

3.    Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Sosio Drama

Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Tahap persiapan
Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau  pemilihan tema cerita. Pada tahap persiapan ini guru jugga menjelaskan mengenai  peranan-peranan yang dimainkan, bagaimana pelaksanaan sosio drama dan tatacara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran setelahnya.
Dalam sebuah kelas tentunya terdapat jumlah anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan sosio drama, jadi selain menjelaskan tatacara pelaksanaan  sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa yang menjadi penonton.
b.    Penentuan pelaku atau pemeran
Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya guru mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam sosiodrama dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas mereka kali ini.
c.    Tahap permainan sosiodrama
kemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama kurang 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri.
Abu Ahmadi menambahkan dalam melaksanakan sosio drama siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi tokoh yang diperankannya ssecara spontan.

d.    Diskusi
Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemaim dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang di ikuti  oleh semua peserta didik. Diskusi berkissar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita. Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa kesimpulan.
e.    Ulangan permainan
Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang dipimpin oleh guru sebelumnya.

4.    Kelebihan dan kekurangan Metode Sosio Drama
Sama halnya seperti metode pembelajaran lainya, metode sosiodrama juga memiliki kebaikan dan kelemahan. Kebaikan dan kelemahan ini perlu diketahui oleh setiap pendidik yang akan menerapkan metode sosiodram dala kegiatan pembelajaran. Adapun kebaikan dan kelebihan sosiodrama dapat penulis jelaskan sebagai berikut:
a.    Kelebihan metode sosiodrama
Adapun kelebiihan metode sosiodrama yang disebutkan oleh Abu ahmadi adalah sebagai berikut, diantaranya:
1)    Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang banyak.
2)    Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
3)    Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
4)    Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.

b.    Kekurangan metode sosiodrama
Kekurangan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
1)    Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
2)    Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3)    Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4)    Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
5)    Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.
6)    Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak efektif.
7)    Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri atau malu.
8)    Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai. 

Sumber:
Zakiah daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, ) Cet. Ke-2
Nana Sudjana, dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru Algesindo, 2002)Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Aris, melatih Anak-anak Bersikap Toleran Lewat Sosiodram, 2008. dalam (http://www.pkab.woordpress.com) di akses pada 12 September 2013
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, (jakarta: Rineka Cipta, 2006)
Martinis Yamin, Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006)  Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)  Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2005) 
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, Algesindo, 2002)   Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) 
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2003) 
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2005)