Assalamu'alaikum warahmatullah....
Alangkah cepatnya takabur menjalari para ulama dan ilmuan.karenanya Nabi muhammad SAW bersabda,"celaka ilmu ialah kesombongan!".
Baru saja sorang berilmu memantapkan kejayaan ilmunya,segeralah terasa
dalam dirinya keindahan ilmu dan kelebihannya lalu dirinya dianggapnya
penting dan orang lain di pandangnya remeh,bagaikan memandang hewan
ternak saja.mereka di anggapnya bodoh-bodoh dan di tungguhnya untuk
memberi salam.bila orang-orang telah dulu memberi salam kepadanya dan di
balasnya dengan muka manis,maupun orang-orang bangkit berdiri
menghormatinya atau di penuhi undangan orang,maka ia menganggap dirinya
telah berbudi kepada orang itu dan haruslah yang bersangkutan
berterimakasih kepadanya,serta meyakini bahwa dialah orang yang paling
mulia,yang telah sudi berbuat terhadap mereka hal-hal yang semestinya
tak dapat mereka harapkan dari orang-orang sepertri dia.
Orang
yang begini mutunya lebih tepat dinamakan orang jahil dan di katakan
seorang'alim,karena ilmu yang hakiki ialah ilmu yang dengannya kita
dapat tahu diri dan mengenal tuhan,tahu bahaya besar di akhir hayat(Al
Khatimah)dan tahu bahwa ilmu pulalah nantinya yang akan menjadi alasan
Allah untuk pemukul para ulama dan tahu pula besar resikonya ilmu di
hari nanti,maka ilmu yang begini akan menambah rasa cemas,rasa khusyuk
khidmat dan berendah diri dan menyebabkan kita untuk menganggap semua
orang lebih baik dari kita,mengingat kuatnya alasan Allah untuk memukul
kita karena kita berlimu,tapi begini alpa dalam mengisi wajib syukur
kepada Allah pemberi karunia itu.ilmu adalah sarana terpenting untuk di
takaburkan.dari itu Allah menitahkan kepada Nabi Muhammad SAW;
Artinya:"Rendahkanlah sayapmu terhadap pengikut mu orang-orang yang beriman!".(Q.S.Asy syu'ara:215)
Amat
payahlah seoarng berilmu untuk tidak menganggap dirinya bermartabat
dibanding dengan seorang kosong ilmu,karena syariat agama banyak sekali
memujikan kelebihan ilmu.ia takkan sanggup menolak perdayaan untuk
bertakabur,kecuali denagn memahamkan hal ini:
Hendaklah
disadarinya,bahwa alasan Allah SWT,untuk memberatkan orang adalah lebih
kuat.tuhan mungkin bersikap toleransi terhadap orang kosong ilmu
tentang kesalahan yang di persepuluhkannya saja tak dapat di maafkan
terhadap orang berilmu.seorang yang melanggar perintah tuhan dengan
sadar dan mengetahui.kesalahannya akan amat berat,karena ia tiada
menunaiakn hak Allah di bidang karunia ilmu.dari itu nabi Muhammad
SAW.bersabda;
"Di tampilkan seorang berilmu di hari kiamat
dan ia di jebloskan ke neraka.Maka berjela keluar perut panjangnay dan
ia berputar keliling bagaikan keledai mengitari kilangan.lalu ia di
kelilingi penduduk neraka dan mereka bertanya,"kenapa anda
begini?".jawabnya,"Aku menyuruh orang kepada kebaikan,tapi aku tak
membuatnya dan ku larang orang berbuat jahat,tapi aku
melakukannya!".(Riwayat Bukhari Muslim dari Usman Bin Zaid)
Empat Akhlak Yang Harus Melekat Dalam Diri Orang Yang Berilmu.
Akal
yang cerdas dan brilian memang sebuah anugerah. Namun ia bukan
merupakan peranti satu-satunya dalam membimbing manusia untuk meraih
kesejatian. Bahkan tidak sedikit orang yang kebablasan, sehingga
menuhankan akal. Dalam kaitan ini, maka agama dan akhlak mesti terus
mengawali kemampuan akal ini, sebagaimana yang diujarkan oleh Umar bin
Khaththab: “Modal seorang laki-laki adalah akalnya, kemuliaannya
terletak pada agamanya, dan harga dirinya ada pada akhlaknya.”
Bila
akhlak menjadi parameter dari harga diri seseorang, maka lebih-lebih
terhadap ulama. Maka akhlak menjadi bagian yang inheren dan instrinsik
dengan dirinya. Dari permenungan Imam Mawardi, setidaknya ada empat
akhlak yang harus melekat dalam diri orang yang berilmu,yaitu:
Pertama
, tawadhu dan tidak ujub. Karena Nabi mengatakan: “Sesungguhnya ujub
itu akan memakan hasanah (kebaikan) sebagaimana api melalap kayu
bakar.” Seorang ulama juga berujar: “Barangsiapa yang takabur dan
merasa tinggi dengan ilmunya, Allah akan merendahkannya, dan
barangsiapa yang tawadhu' (rendah hati) dengan ilmunya, Allah akan
mengangkatnya.”
Kedua , mengamalkan ilmu. Dalam hal ini, Ali bin
Abu Thalib mengingatkan: “Orang-orang tidak mau mencari ilmu tidak lain
karena mereka melihat sedikitnya orang yang berilmu mengambil manfaat
dari ilmunya.” Seorang ulama juga berucap: “Buah dari ilmu adalah
pengamalan, sedang buah amal ialah balasan/pahala.”
Ketiga ,
tidak pelit dengan ilmu. Orang yang berilmu harus mengajarkan ilmunya
kepada yang lain, karena pelit dengan ilmu adalah tercela dan suatu
kezaliman. Sebuah ujaran hikmah menyebutkan: “Barangsiapa yang
menyembunyikan ilmu, maka ia seolah-olah bodoh tentangnya.”
Keempat
, bersifat mendidik dan lemah lembut. Seorang yang berilmu harus
selalu memberi nasihat dan bimbingan dengan lemah lembut, memberikan
kemudahan-kemudahan kepada muridnya dan memotivasinya untuk giat
belajar. Perbuatan ini mendatangkan pahala besar baginya. (Makmun
Nawawi).
Akhlak Ibarat Bunga Di taman.
AKHLAK
adalah perkara penting selepas iman. Setiap orang akan dinilai
berdasarkan budi pekertinya (akhlak). Jika baik akhlaknya, maka dia akan
dianggap baik. Jika buruk akhlaknya meskipun ada melakukan kebajikan,
tetap tidak akan dinilai.
Oleh itu, orang yang mempunyai akhlak mulia akan dipandang mulia di sisi Allah. Contoh, akhlak mulia adalah akhlak Rasulullah.
Firman Allah bermaksud:
"Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) mempunyai akhlak yang sangat mulia."
(Surah al-Qalam, ayat 4).
Akhlak
yang baik hendaklah dipupuk dan dipelihara hingga sebati dengan diri
kita. Hal ini bagi membolehkan kita mengamalkannya dalam kehidupan
seharian.
Dalam kehidupan manusia, akhlak dapat diibaratkan
seperti bunga dalam sebuah taman. Bagaimana luas dan indahnya sebuah
taman kalau tidak dihiasi dengan bunga-bungaan, maka taman itu tidak
jauh bezanya dengan tanah perkuburan.
Seseorang yang mempunyai
badan sihat, gagah, tampan, menarik, berilmu, kaya atau berpangkat,
kalau mempunyai akhlak buruk dan perangai jahat, tidak ubah seperti
muka yang cantik, tetapi mempunyai kesan guris luka berpanjangan.
Akhlak
mulia atau hina terbit daripada jiwa atau hati. Jiwa seseorang itu
saja yang akan menjadi pendorong menggerakkan perbuatan yang baik atau
tercela.
Dengan mempunyai akhlak baik dan sempurna pada diri
seseorang, maka dapatlah kita melahirkan sebuah masyarakat dan bangsa
gemilang, terbilang dan cemerlang.
Hal ini kerana bangsa yang
diasaskan dengan akhlak mulia saja akan dipandang mulia, bahkan boleh mengangkat martabat sesebuah bangsa ke tingkat paling tinggi antara
ummah.
Di sinilah terbentuknya masyarakat madani yang mempunyai
nilai positif dan mahmudah (terpuji). Setiap pekerjaan, pergaulan,
perbuatan, hubungan individu, masyarakat, antarabangsa, kekeluargaan
dan negara dijalin atas kesempurnaan akhlak.
Secara tidak
langsung ia akan mewujudkan sebuah peradaban luhur bercirikan akhlak
kemanusiaan sejagat dan tunduk atas kekuasaan Allah. Tanpa akhlak,
manusia akan berbuat sesuka hatinya tidak mengira sama ada dilarang
oleh Allah atau melanggar tata susila dan maruah mereka.
Masalah
sosial yang semakin kritikal dan kronik dalam masyarakat, terutama
golongan remaja pada masa kini disebabkan oleh budaya akhlak yang kian
merosot.
Mereka mudah terpengaruh dengan budaya kehidupan Barat yang memang sudah runtuh nilai akhlaknya.
Ajaran
Islam tidak pernah menyekat kebebasan dalam melakukan kegiatan
kehidupan, tetapi hendaklah melalui batas yang ditentukan oleh syariat.
Segala yang dilarang oleh Allah swt mempunyai hikmah yang besar.
Isu
keruntuhan akhlak bukanlah suatu perkara yang baru dalam masyarakat
kita. Namun apa yang diharapkan adalah kepekaan dan usaha
bersungguh-sungguh pada diri individu dan masyarakat dalam menangani
masalah generasi muda.
Langkah yang perlu kita lakukan adalah
berusaha mencari penawar kepada penyakit sosial untuk memulihkan sindrom
yang menyerang generasi muda pada zaman ini.
Salah satu cara terbaik adalah pembudayaan akhlak dalam kehidupan seharian.
Keperibadian
yang disulami dengan keimanan dan akhlak akan menerbitkan pekerti
mulia dan menjamin kerukunan dan kesejahteraan sebuah masyarakat,
negara dan antarabangsa..
Jika HATI sejernih AIR, jangan biar ia KERUH.
Jika HATI seputih AWAN, jangan biar ia MENDUNG.
Jika HATI seindah BULAN, hiasi ia dengan IMAN
Sumber:
Catatan Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak